KRISIS KEMANUSIAAN DI ROHINGYA, RENUNGKAN (Arsip 2016) | Opini


Seakan hampir setiap hari layar dan tampilan media khususnya di Indonesia sesak penuh dengan wajah-wajah yang terlihat murung, tertekan, bingung, kehilangan dan kesakitan. Entah itu sakit karena bagian tubuh mereka terdapat luka, sakit karena ada bagian dari organ tubuh mereka terpisah dari badannya, ataupun mereka terlihat sakit perasaanya karena harus terpisah dengan keluarganya.

Abul Bashar, satu di antara pengungsi harus berjalan kaki selama 15 hari dari desanya untuk mengungsi ke Bangladesh. Beliau tidak sempat membawa harta benda apapun kecuali pakaian yang dikenakannya. Bahkan beliau yang berusia 73 tahun kini hanya sebatang kara setelah lepas dan terpisah dari keluarganya. (liputan6.com)

Hamida Begum seorang pengungsi yang selamat mengatakan : ”Mereka para militer memukuli kami, menembaki kami, dan memburu orang-orang kami sampai mati. Banyak orang terbunuh, banyak wanita diperkosa dan terbunuh” Hingga pengungsi lainnya pung juga mengatakan bahwa para militer datang ke desanya dan membunuh lima orang, termasuk anaknya. Mereka disiksa sampai mati. Rumah mereka dibakar dan kehilangan semuanya disana. (Jawapos.com)

Selanjutnya, Kisah seorang perempuan yang terpaksa harus melahirkan bayinya di sawah. Terjebak di antara perbatasan Myanmar dan Bangladesh tanpa makanan, air, serta obat-obatan, Ayesha Begum melarikan diri dalam keadaan hamil. Bahkan, Ayesha melahirkan bayinya di sawah dalam perasaan takut. Seperti ditayangkan berita di TV Liputan6 Siang SCTV, Kamis lalu.  

Ayesha bertaruh nyawa menyeberangi Sungai Naf di Teknaf dengan berjalan bersama para pengungsi Rohingya lainnya yang berusaha sekuat tenaga menuju perbatasan Bangladesh. 

Tidak ada pilihan lain bagi mereka. Ayesha menuturkan dengan sedikit terisak: “Itu adalah cobaan yang dijalani sebagai wanita hamil yang siap melahirkan. Saya melahirkan seorang anak di ladang dengan rasa takut akan kekerasan di sekelilingnya”

Suami Ayesha pun juga menimbali : “Apa yang bisa saya katakan. Saya kehilangan rumah saya, saya kehilangan segalanya. Mereka membakar rumah kami dan kami melarikan diri. Anak saya lahir di tengah kekerasan. Sekarang saya di sini dan saya ingin anak saya tumbuh dan mendapatkan pendidikan”

Yang tak kalah membuatku harus mengela nafas panjang adalah ketika aku melihat koran jawa pos terbitan 2 hari lalu, tentang seorang Bayi mungil tak berdosa yang terpaksa harus kembali meninggalkan suasana amtmosfir bumi ini setelah 40 hari ia datang dan terlahir di dunia. Lebih tepatnya bayi berumur 40 hari itu meninggal dunia setelah ia dibawa oleh ayahnya Nasir Ahmed dan Ibundanya menaiki kapal laut untuk mengungsi. Kapal laut terbalik dan bayi mungil itu pun harus meregang nyawa. Rupanya tuhan memberi umur bayi itu 40 hari.  

Satu hal yang membuat aku harus terdiam dan tak bisa berkata apa-apa, yaitu ketika aku melihat sebuah photo di Koran. Photo Ibunda dari bayi usia 40 hari itu sedang menciumi anaknya yang tewas di tengah suasana yang sangat mencekam … ;-( ;-(

Sungguh sangat menyayat hati ketika melihat kejadian-kejadian di atas. Bahkan warga Muslim Rohingya sejak lama sudah mengalami persekusi dan diskriminasi seperti itu. Lebih-lebih Pemerintah Myanmar tidak menganggap mereka sebagai warga negara, meskipun mereka sebenarnya telah menetap selama tiga generasi.

Lalu bagaimana dengan kita jika dibandingkan dengan keadaan para saudara muslim kita yang berada di Myanmar sana. Tidak kah seharusnya kita jauh lebih bersyukur dibandingkan mereka?

Saat mereka harus melakukan perjalanan jauh untuk mengungsi dan tak satupun harta benda yang sempat mereka selamatkan bahkan keluarganya pun juga tidak jelas masih selamat atau sudah mati, bagaimana dengan kita yang masih bisa melakukan perjalanan jauh untuk travelling bersama kawan-kawan dan tinggal pergi ke ATM saja untuk dapat membeli kebutuhan travelling yang kita lakukan. Masih mending kita bukan ?

Lalu saat mereka terpaksa harus melayani bejatnya nafsu birahi para militer yang dengan kasar dan tanpa ampun memperkosanya, lalu bagaimana dengan para wanita di sekeliling kita yang masih bisa dengan sangat tenang menikmati hubungan badan dengan para suami mereka. Lebih-lebih ada yang menikmatinya tanpa ada ikatan pernikahan yang sah, na’udzubillah banget! Sadarlah wahai kalian yang seperti itu..

Kemudian, di saat para ibu-ibu di sekeliling kita mendapat perhatian lebih dari keluarganya akan kandungan di dalam rahimnya, bisa melahirkan dengan situasi yang mendukung dan di tempat yang aman, lantas bagaimana dengan mereka yang harus terpaksa melahirkan di tengah sawah dengan kondisi yang sangat mencekam dan terancam akan bahaya kekerasan. 

Belum cukup sampai di situ, bayi mereka yang mungkin telah lahir dengan selamat, namun masih tetap akan terancam bahaya lainnya. Seperti kisah bayi tak berdosa berumur 40 hari yang harus meregang nyawa pada insiden kapal terbalik. Bayi mungil yang malang itu harus ikut berjuang tuk bertahan hidup di dalam kerasnya lingkungan tempat ia berlindung saat itu. Dan masih sangat beruntung bayi-bayi di sekeliling kita bukan? Sebab mereka akan mendapatkan curahan kasih sayang penuh dari orang tua dan keluarganya yang sangat menyayanginya tanpa akan adanya gangguan yang berarti bagi si bayi tersebut.

Bagi kalian yang mungkin selalu menganggap bahwa hidup kalian itu penuh dengan masalah, merasa tidak pernah tercapai atas apa yang selalu kalian inginkan, atau bahkan menganggap hidup ini sudah tak berarti dan tak ada gunanya lagi, sampai-sampai Update Status yang penuh dengan kata-kata galau dan keluhan hidup yang selalu berserakan di FB, Twitter dan Media social lainnya, Maka tengoklah dulu saudara-saudara kita yang ada di Myanmar sana. Dan SADARLAH, Mungkin sebenarnya malah merekalah yang seharusnya berkeluh kesah seperti itu. Bukan kalian !

Baik, sudah saatnya kita banyak mengucap syukur kepada tuhan kita. Bersyukur bukan berarti pasrah dengan kondisi kita yang mungkin kurang beruntung saat ini, namun syukur dalam artian selalu husnudzon dan dan tidak banyak berkeluh kesah. Tetap terima dan nikmati atas apa yang telah kita miliki saat ini. Namun tetap harus beryukur juga dengan selalu berusaha melakukan hal terbaik bagi diri kita dan bagi sesama.  Selalu melakukan dan memberikan kontribusi terbaik bagi kehidupan ini.

Kontribusi terbaik kita saat ini adalah dengan memberikan do’a ataupun bantuan bagi saudara-saudara kita di Myanmar ataupun di Palestina yang sedang mengalami kondisi yang hampir sama saat ini.

Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kalian pembaca. Dan tulisan ini merupakan salah satu kontribusiku bagi saudara kita di Myanmar sana, yang sengaja ku tulis untuk semakin memantapkan hati kita para pembaca bahwa mereka Muslim Rohingya juga layak mendapatkan hak-haknya seperti kita.

Save Moslem Rohingya !  Allah is always with you …

#SaveMoslemRohingya!!!



Oleh : Fuhas (Fuad Hasan)

Komentar

  1. Situs Bandar Poker Online Terbaik Dengan Minimal Deposit 10rb Dengan Di Dukung Dengan Sistem Server Terbaik di Indonesia.

    Keunggulan :
    > Bonus Refferal 15%
    > Bonus Turn Over 0,5%
    > Minimal Depo 10.000
    > Minimal WD 25.000
    > 100% Member VS Member
    > Pelayanan DP & WD 24 jam Tanpa Antar Bank
    > Livechat 24 Jam Online
    > Bisa Dimainkan Di Hp Android dan IOS
    > Di Layani Dengan 5 Bank Terbaik, OVO, Go-Pay, Pulsa Telkomsel dan XL
    > 1 User ID 8 Permainan

    Kami juga menyediakan beberapa game populer saat ini, Judi Bola, Casino Online, Sabung Ayam, Tembak Ikan Joker.

    Info Lebih Lanjut Hubungi :
    Livechat : www,pokervita,fun
    WA: 08122222996
    Wechat: pokervitaofficial
    Line: vitapoker

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Bulan

RENUNGAN KEMARIN SENJA

MANTAN CLEANING SERVICE DIGAJI 100 JUTA PER BULAN | Kisah Inspiratif