Teruntuk Bulan



Tlah berlalu sekian lama, semua begitu indah,

Masih teringat jelas dimana kau selalu berbagi masalah denganku,
Berbagi berbagai hal, dari yang sekedar perbincangan hingga menghadapi segala yang tidak mudah bersama-sama,
Dari berdiskusi tentang kehidupan hingga menata masa depan bersama
Semua kesulitan pernah kau dan aku hadapi tanpa keraguan.

Dulu, cinta bersemi diantara kita,
Saling bertitip harapan dan asa,
Hari-hari yang penuh pesona,
Hingga tak satupun yang terlupa.

Dulu, aku bukan siapa-siapa,
Hingga kau temukan aku di ruang hampa,
Kekosongan hati ini kau taburi bunga,
Aku bagimu adalah dunia.

Namun itu dulu,
Sebelum takdir berseru pilu,
Memisahkan dua hati yang pernah lama bersatu,
Tak ada yang tersisa selain rasa pasrah kala itu
Pasrah sepasrah-pasrahnya di antara harapanku yang masih kuat denganmu di masa itu

Angin sore di ufuk barat kian berpamitan,
Burung pulang ke sarang sembari berkicauan,
Aku duduk disini, mengemaskan semua kenangan,
Masih sama dan masih berharap kau datang,
Hingga senja tiba, semua hanya khayalan.

Nyatanya, tak bisa kubohongi,
Hati ini masih membutuhkanmu,
Seakan mengharapkanmu,
Berkhayal menunggu kedatanganmu,
Hingga esok pagi tiba, tetaplah kebodohan yang ada disampingku.

Sekali lagi, seakan hati membutuhkanmu,
Menemaniku melewati kerasnya hidup seperti dulu,
Sekarang semuanya menjadi sembilu,
Karena aku telah berada di kehidupan yang baru.

Sehat selalu, bulan
Matahari akan selalu mencintaimu, meski tak bersama
Cinta memang tak harus memiliki
________
Fuhas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGAN KEMARIN SENJA

Vanessa Angel Harganya 80 JUTA, Ternyata Ada Yang Lebih Parah, Ini Dia Orangnya | Opini