MANTAN CLEANING SERVICE DIGAJI 100 JUTA PER BULAN | Kisah Inspiratif



Ada sebuah pengalaman menarik yang mungkin akan menambah wawasan buat kita yang baca tulisan ini. Kira-kira seperti inilah ceritanya..

____
Suatu hari, Nia pernah diberi tugas oleh Bosnya untuk mencarikan seorang karyawan yang diperlukan perusahaanya pada bagian 'Perhubungan Internasional'. 

Sudah tentu Nia akan memilih orang yang dianggapnya terbaik untuk diajukan kepada bosnya itu. Dan akhirnya, Nia telah memilih seorang teman dekatnya sendiri.

Singkat cerita, beginilah diskusi antara Nia dan Bosnya setelah usai meng-interview kandidat yang telah dipilihnya tersebut..

"Bagaiman pak hasilnya? Apakah teman saya layak untuk bergabung di perusahaan bapak ini?" Tanya Nia kepada Bos nya.

"Ya.. Temanmu si Fandi itu memang luar biasa" ungkap si Bos kepada Nia.

"Lantas bagaimana pak?" Tanya Nia lagi, untuk memastikan.

"Hmm, Kalau menurut kamu sendiri bagaimana? apakah dia memang benar-benar layak?" Si Bos bertanya balik kepada Nia, untuk sekedar meyakinkan saja.

Dengan spontan, Nia pun langsung menjawab pertanyaan itu agar lebih bisa meyakinkan si Bosnya juga.

"Sudah tentu layak pak. Soalnya saya kenal sekali bagaimana si Fandi itu"

"Oh begitu. Memang bagaimana dia?"

"Iya pak. Dari profil yang telah bapak baca tadi sudah jelas, bahwa Fandi itu orang yang sangat cerdas sekali. Dia lulusan dari universitas terbaik, dengan nilai terbaik pula di kampusnya. Dia orangnya juga disiplin, aktif dan berpengalaman pak"

"Hem.. oke.." Sela si Bos, dengan mendengus penuh selidik. 

Dan kemudian Nia melanjutkan penjelasannya..

"Tidak hanya itu pak, selain bisa menguasai bahasa Inggris, Fandi itu juga telah hafal semua kosakata di dalam dua buku kamus bahasa Inggris yang sangat tebal.. itu salah satu bukti tentang betapa super cerdasnya dia. 
Jadi, menurut saya Fandi itu sangat cocok lah kalau bekerja di bagian 'Perhubungan Internasional' ini" Tambah Nia dengan yakinnya.

Setelah sejenak berfikir, Si Bos langsung menanggapi pendapat Nia tersebut.

"Ya. Saya sepakat dengan pendapatmu itu. Baiklah, kalau begitu Fandi saya terima untuk bekerja di perusahaan ini" Ucap Si Bos.

Nia pun tersenyum puas mendengar keputusan Bosnya tersebut, karena dia memang sudah menyangkanya.

Tak berselang lama, Si Bos langsung melanjutkan kata-katanya tadi..

"Mulai besok Fandi sudah bisa kerja di sini. Saya jadikan dia sebagai seorang Penerjemah kalau saya lagi kedatangan tamu dari luar negeri" ucap Si Bos dengan santainya.

"Loh, kok cuma sebagai penerjemah pak? Apa tidak salah?
Tidak seharusnya kan dia bekerja di bagian itu pak?.. Kalau hanya sekedar penerjemah, saya sendiri juga sudah cukup untuk melakukan nya.. dan tidak perlu memperkerjakan orang lain.. Malah rugi untuk menggajinya nanti pak" ungkap Nia, kaget dengan keputusan Bos nya itu.

Mendengar Nia seperti itu, Si Bos hanya bisa tersenyum kepada Nia.

Kemudian, dengan sangat tenang dan tegas si Bos pun mulai memberikan sebuah penjelasan kepada Nia.

"Nia, kamu tau kenapa saya menerima temanmu itu untuk bekerja di sini, dan hanya saya pekerjakan sebagai penerjemah saja?" Tanya si Bos kepada Nia.

"Em, maaf, tidak tau pak" Jawab Nia dengan nada terbata-bata, keheranan.

"Ok, dengarkan baik-baik..
Saya telah puluhan atau bahkan mungkin ratusan kali menangani dan meng-interview orang seperti Fandi. Jadi saya paham, bahwa Fandi itu adalah termasuk orang yang masih belum layak untuk menempati posisi strategis di perusahaan ini."

Nia semakin heran dengan penjelasan Bosnya itu. Bagaimana bisa orang secerdas Fandi masih dibilang belum layak, dan malah hanya di tugaskan sebagai seorang penerjemah saja.

"Ok, sekarang begini. 
Kamu tau Deny kan? Kepala Marketing di perusahaan kita ini..?" Tanya si Bos kepada Nia.

"Iya pak. Tau" Jawab Nia.

"Sebagai managerku, tentunya kamu pasti paham lah, berapa perusahaan kita ini menggaji Deny dalam sebulan?.."

"Em, 100 juta pak"

"Lalu, apa kamu pernah berfikir, kenapa perusahaan ini berani menggaji si Deny dengan nilai setinggi itu? Padahal kan ijazahnya dia hanya sebatas tamatan SMA saja. Apa lagi si Deny juga tidak secerdas seperti si Fandi..
Lantas, kenapa perusahaan ini malah berani menggaji tinggi si Deny dan masih ragu dengan kemampuan si Fandi?.. 
Jangankan menggaji si Fandi 100 juta, menggajinya 1 juta sebulan saja bagi saya itu sudah terlalu banyak.." 

"Maaf pak, kalau boleh tau memangnya kenapa?" Tanya Nia, sangat penasaran.

"Begini.. Perusahaan ini sangat menghargai si Deny hingga setinggi itu bukan dengan alasan yang sederhana. Tetapi, karena si Deny itu orangnya memang selalu punya kemauan untuk terus berkembang, dan dia juga selau punya pemikiran tentang hal-hal baru.."

Si Bos melanjutkan..

"Dulu, saya mulai kenal dengan Deny semenjak dia masih jadi Cleaning Service di sini. Ketika itu saya sering bertegur sapa dengan dia. Hingga lama-lama kita sering ngobrol bareng, sampai akhirnya kita juga sering untuk berdiskusi bareng. Dan semenjak itu, saya mulai paham bahwa ternyata Deny itu adalah orang yang sangat briliant!"

Sambil berfikir sejenak, Si Bos terus melanjutkan ceritanya kepada Nia tentang si Deny mantan Cleaning Service yang kini berhasil naik jabatan menjadi Kepala Marketing itu.

"Deny itu orangnya sangat Inovatif, Visioner, mau untuk berfikir maju dan dia juga mampu untuk selalu menciptakan hal-hal baru demi untuk mempermudah pekerjaannya. Pokoknya dia itu sangat kreatif lah.." Ungkap Si Bos.

Nia mulai sedikit paham tentang  apa yang dimaksud oleh Bos nya saat itu.

"Kau tau? semenjak ada ide-ide dari Deny, para karyawan di bagian Cleaning Service sekarang jadi punya cara yang lebih mudah untuk melakukan semua pekerjaanya. 
Lalu, kebersihan dan kerapian pada tata ruang di kantor ini yang terlihat seperti tatanan ala-ala Eropa, itu ternyata juga berawal dari idenya dia.. 
Nah, semenjak itu, maka nya saya mulai tertarik untuk mengangkat Deny secara bertahap ke jabatan yang lebih strategis. Hingga akhirnya, dia  sekarang telah mampu untuk menjabat sebagai Kepala Marketing di perusahaan ini"

"Dan juga, semenjak Deny menjabat sebagai Kepala Marketing di sini, kau tau kan bagaimana perkembangan pemasaran produk dari perusahaan kita selama beberapa bulan ini?.. Wah, sangat berkembang pesat, hingga produk kita saat ini telah berhasil mendapatkan penghargaan sebagai brand terpopuler se-Asia Tenggara.."

"Jadi, jangan heran kalau dulu waktu jadi Cleaning Service si Deny masih digaji 1,5 juta perbulan, lalu kemudian saat ini perusahaan kita sudah berani menggaji dia hingga 100 juta tiap bulannya."

Nia hanya mengangguk-angguk dan semakin paham akan penjelasan Bos nya saat itu.

"Lalu, sekarang kebalikannya.. 
kenapa saya malah memutuskan untuk menaruh Si Fandi yang katanya super cerdas itu hanya sebagai penerjemah saja? 
Padahal kau tau sendiri kan posisi pekerjaan ini masih belum begitu dibutuhkan untuk perusahaan kita saat ini ,.
Kau tau kenapa?"

Nia hanya geleng-geleng kepala menanggapi pertanyaan Bosnya itu.

"Dari hasil tes psikologi dan interview tadi, saya jadi paham kalau Fandi itu ternyata orangnya masih hanya sekedar cerdas dalam menghafal sesuatu saja, dan dia belum bisa memaksimalkan cara berberfikir nya untuk menjadi orang yang berkembang"

Nia kini semakin terbuka pikirannya mendengar kata-kata dari bosnya itu.

"Kalau hanya sekedar menggaji orang yang hafal dua buah buku kamus yang sangat tebal, atau kalau hanya untuk  sekedar menggaji orang yang hanya hafal tentang sesuatu, Yah.. mending saya gunakan saja anggaran uang gajinya itu untuk beli paket data internet, terus saya pake buat browsing di Google sepuasnya untuk mencari sendiri segala hal dan info yang sedang saya butuhkan saat itu juga,..
Malah jauh lebih praktis, lebih cepat dan efesien.."

Sedetik kemudian si Bos melanjutkan kata-kata pamungkasnya..

"Kau harus paham sekarang!..
Kalau hanya sekedar mengandalkan kecerdasan, mesin Google pun masih jauh lebih cerdas dari pada temanmu yang katanya super cerdas itu..!"

Mak jleb..!! 
Seakan seperti telah tersentuh pikiran dan hatinya, Nia pun hanya bisa terdiam saja saat itu. Dia mulai sadar bahwa apa yang selama ini ada pada pikirannya ternyata masih belum sepenuhnya benar. 

Dan kini, dia juga mulai mengerti bahwa ternyata masih banyak hal lain yang sangat perlu untuk ia pelajari lagi kedepannya.

_____
Fuad Hasan (Fu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Bulan

RENUNGAN KEMARIN SENJA