KETUPAT LEBARAN MENURUT ORANG JAWA (Arsip 2017) | Opini


Masih di bulan syawal saat ini kan? Ok, Saya ucapkan
"taqabbalallaahu minnaa wa minkum, minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin untuk saudaraku semuanya"

Dan juga, besok adalah hari senin. Berarti sudah saatnya bagi kawan-kawanku santri AL-QODIRI 1 Jember untuk 'Bale'an Pondok' atau Pulang Kembali Kepondok. Jadi, saya ucapkan selamat berjihad kembali untuk menimba Ilmu di ma'had kita bersama para Asatidz dan Romo Kyai Muzakki tercinta 😊. Yang krasan ya di pondok he he.

Baiklah kembali ke topik utama, tentang Ketupat Lebaran Menurut Orang Jawa. Ya, sangat menarik untuk kita bahas.

Atmosfer indahnya bulan syawal dan Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah saat ini masih terasa melekat di benak para kaum muslim di seluruh penjuru dunia dan utamanya di negeri kita sendiri yaitu Indonesia, yang mana sebagai negeri termasyhur dengan jumlah populasi umat muslim terbesar di dunia.

Tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Indonesia sendiri sih, sudah tentu ada dan pasti sangat beragam cara perayaannya, juga berbeda-berbeda tergantung dari adat dan budaya dari masing-masing daerahnya.

Contohnya saja seperti tradisi saling berkunjung kepada tetangga dan utamanya berkunjung kepada saudara sudah pasti menjadi tradisi utama dalam perayaan Lebaran di setiap tahunnya. Pun yang lainnya seperti baju baru, kue-kue lezat di atas meja dan yang paling penting bagi adek-adek kecil yaitu tradisi 'Ngarep banget buat dapat Ampau atau Uang THR dari om dan tantenya' he he.
"Waktu kecilpun aku juga sama seperti itu kok 😁, suka ngarep untuk dapat THR 😉"
semua itu sangatlah mewarnai indahnya perayaan momen Lebaran di setiap tahunnya, betul kan?

Yang tak kalah pentingnya dari semua itu adalah sebuah tradisi kuliner, tradisi masakan Ketupat. Wah, inilah yang menjadi topik utama tulisan sederhanaku kali ini.

Ketupat merupakan hidangan khas wilayah Asia Tenggara yang terbuat dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan bungkusan khusus yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda atau Janur, atau biasanya sih juga terbuat dari jenis daun Palma yang lainnya.

Dan sudah pasti Ketupat akan disantap bersama masakan Opor Ayam, tapi juga bisa kok disantap dengan masakan lainnya yang bersantan dan berlemak Tinggi. Jadi, jangan heran jika sehabis perayaan Lebaran, berat badan kita terkadang menjadi naik karena terlalu banyak menyantap hidangan khas Lebaran yang satu ini 🤗😉.

Menurut pengamatanku selama ini sebagai orang jawa asli, ternyata tradisi membuat dan memasak Ketupat di beberapa daerah Pulau Jawa selalu berbeda. Ya, hanya berbeda waktunya saja sih.

Ada yang membuat dan memasak ketupat saat perayaan Lebaran di hari pertama, terkadang juga ada yang memasaknya sampai hari ke dua, ke tiga bahkan ke empat sebagai jamuan makan bersama dengan para saudara dan kerabat.


Di daerahku sendiri, di Kabupaten Jember - Jawa Timur selalu melaksanakan tradisi membuat dan memasak Ketupat pada tanggal 7 syawal atau pada saat perayaan Lebaran hari ke tujuh. Di daerahku, masyarakat sini selalu menyebutnya dengan 'Riyoyo Kupat' atau bahasa Indonesianya 'Hari Raya Ketupat'. Kalau di daerah kalian kira-kira apa ya istilah nama Hari Raya Ketupat itu? 🤔

Nah, ada yang menarik untuk kita bahas tetang makna dan filosofi Ketupat. Menurut orang zaman dahulu atau mendengar petuah dari nenek dan kakek ternyata terdapat cerita unik di balik nama Ketupat itu sendiri, juga terdapat makna dan filosofi yang sangat bagus untuk kita simak dan untuk kita ambil hikmahnya sebagai pelajaran hidup bagi kita.

Berawal dari kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali mensyiarkan ajaran agama Islam dengan media Ketupat kepada masyarakat Jawa di zaman dahulu. Konon, Ketupat telah diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai sesuatu yang sakral.

Kemahiran Sunan Kali Jaga dalam syiarnya akhirnya mampu menggeser budaya dan keyakinan ini menjadi tradisi Islami ketika Ketupat telah menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

Sunan Kalijaga membudayakan untuk membuat ketupat menjadi 2 kali BAKDA (setelah/usai), yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat (Ketupat). Bakda Lebaran dimulai pada hari pertama perayaan Lebaran. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran.

Nah, pada hari yang disebut BAKDA KUPAT inilah, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda atau disebut Janur.

Setelah selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua dan ke tetangga, sebagai lambang kebersamaan.

Dalam filosofinya, Ketupat atau Kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari 'Ngaku Lepat' dan 'Laku Papat'. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.

Nah, begini penjelasannya. Simak baik-baik ya 😊.

Ngaku Lepat;
Tradisi sungkeman menjadi implementasi Ngaku Lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga di zaman sekarang atau Zaman Now😉. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya kepada orang tua.

Laku Papat;
Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran, yaitu :

1. Lebaran. Bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

2. Luberan. Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah. Pengeluaran Zakat Fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

3. Leburan. Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

4. Laburan. Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding bukan? Nah, maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain. Sehingga jangan heran ya, jika kata Lahir & Batin begitu identik pada saat perayaan Lebaran 😊.

Di sisi lain, sebagai orang yang tumbuh dilingkungan Jawa, secara tidak langsung, sejak kecil saya selalu mengamati beberapa masyarakat di Jawa, terutama di daerah tempat saya tinggal bahwa Ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat.

Ada juga masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari (Jawa, sepasar) sesudahnya.

Bahkan ada beberapa di lingkungan tempat tinggalku yang juga menyajikan ketupat pada saat acara selamatan untuk bayi yang masih ada di dalam kandungan yang telah berumur 6 bulan atau 7 bulan. Acara selamatan semacam itu, di daerahku disebut acara 'Tingkepan'. Apakah di daerah kalian juga ada tradisi seperti itu? Tulis saja di komentar bawah jika kalian juga ingin bercerita tentang tradisi semacam itu yang khas dari daerah kalian masing-masing .

Wah, ternyata selain sebagai tradisi yang wajib untuk ada di Hari Raya Idul Fitri, Ketupat juga mempunyai sejarah dan filosofi yang sangat unik ya kawan. Bahkan sangat bagus untuk kita ambil hikmah dari filosofinya tersebut sebagai acuan bagi kita untuk selalu menjaga kebersamaan, saling menghormati dan menyayangi satu sama lain serta sebagai cerminan dalam hidup berbangsa dan bernegara dengan baik di negeri multikultural ini, yaitu Indonesia.

Antum sekalian sadar tidak, kalau atmosfer perayaan Lebaran tahun ini sangat berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya.

Lebaran tahun ini ternyata bersamaan dengan serunya atmosfer pelaksanaan pesta sepak bola akbar sejagat raya. Ya, apa lagi kalau bukan World Cup atau Piala Dunia 🤗. Hem, luar biasa!
By The Way, antum semuanya menjagokan tim sepak bola yang mna? Kalau aku sih jagokan tim Indonesia saja sudah he he. Kalian apa?

Oleh : Fuhas (Fuad Hasan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Bulan

RENUNGAN KEMARIN SENJA

MANTAN CLEANING SERVICE DIGAJI 100 JUTA PER BULAN | Kisah Inspiratif